Tarianadat adalah salah sATU kekayaan BUDAYA yang disampaikan secara TURUN-TEMURun dari nenek moyang. Tarian adat kerap memiliki pesan dan makna yang LUHUR. Salah sATUNYA ada pada tari Lego-lego dari KABUPATEN Alor, NUSa Tenggara TIMUR (NTT). Tarian ini DITUJUKAN UNTUK mengajak masyarakatnya bersATU MEMBANGUN KAMPUNG dan negeri..
Gambar-gambar Rumah Adat Mbaru Niang Keunikan Rumah Adat Mbaru Niang Jenis-jenis Rumah Adat Mbaru Niang Keuntungan dan Manfaat Mengunjungi Rumah Adat Mbaru Niang Kesimpulan Sebutkan Keunikan Dari Rumah Adat Mbaru Niang – Berbagai Rumah√ Kebudayaan Nusa Tenggara Timur Rumah, Pakaian, Tarian [Lengkap]Gambar Rumah Adat Wae Rebo – PulpKeunikan Rumah Adat Mbaru Niang Di Nusa Tenggara Timur Kumeok MemehSebutkan Keunikan Dari Rumah Adat Mbaru Niang – Sebutkan ItuIndonesia Promotes Mbaru Niang At Madrid International ExhibitionRumah Mbaru Niang, Rumah Adat Di Kampung Wae Rebo NTT Halaman AllRumah Adat Mbaru Niang Adalah Rumah Adat Suku Bangsa – Rumah Belajar Rumah Adat Mbaru Niang merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat menarik di Indonesia. Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai keunikan, jenis-jenis, keuntungan, manfaat, dan kesimpulan dari rumah adat yang sangat khas ini. Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai hal tersebut, yuk kita lihat terlebih dahulu beberapa gambar yang menunjukkan keindahan dari rumah adat Mbaru Niang. Gambar-gambar Rumah Adat Mbaru Niang Setelah melihat beberapa gambar di atas, tentunya Anda semakin penasaran mengenai keunikan dari rumah adat Mbaru Niang. Simak penjelasannya di bawah ini! Rumah adat Mbaru Niang memiliki beberapa keunikan yang membuatnya sangat khas dan menarik untuk dikunjungi. Di antaranya adalah sebagai berikut Rumah adat ini memiliki bentuk atap yang unik, yaitu berbentuk seperti perahu terbalik. Atapnya sangat tinggi dan kedua ujungnya menyerupai tanduk kerbau. Rumah adat Mbaru Niang dibangun tanpa menggunakan paku atau kayu modern, melainkan hanya menggunakan tali rami dan bambu. Hal ini sangat menakjubkan mengingat kekuatan dan keindahan dari rumah adat ini. Di dalam rumah adat Mbaru Niang terdapat lumbung padi di bagian atas. Lumbung padi ini digunakan untuk menyimpan hasil panen masyarakat setempat. Selain itu, di bagian atas tersebut terdapat ruang tidur dan ruang santai. Dari segi desain interior, rumah adat Mbaru Niang sangat sederhana namun elegan. Di dalamnya terdapat ukiran-ukiran yang merupakan ciri khas dari masyarakat Sumba. Rumah adat Mbaru Niang biasanya ditempatkan di atas bukit, sehingga memiliki pemandangan yang sangat indah. Dari sana, kita bisa melihat keindahan alam sekitar dan juga desa-desa sekitar. Tentunya keunikan-keunikan di atas membuat rumah adat Mbaru Niang semakin menarik untuk dikunjungi. Selain keunikan tersebut, rumah adat Mbaru Niang juga memiliki beberapa jenis yang berbeda. Apa saja jenis-jenisnya? Simak penjelasan di bawah ini. Jenis-jenis Rumah Adat Mbaru Niang Rumah adat Mbaru Niang sebenarnya terdiri dari beberapa jenis yang berbeda. Setiap jenisnya memiliki ciri khas dan keunikan tertentu. Berikut ini adalah jenis-jenis rumah adat Mbaru Niang yang perlu Anda ketahui Rumah adat Mbaru Niang yang memiliki lima tingkat. Ini merupakan model paling umum dan banyak ditemukan di daerah Sumba. Rumah adat ini memiliki atap yang tinggi dan dinding yang terbuat dari dinding kayu. Rumah adat Mbaru Niang yang memiliki empat tingkat. Jenis ini memiliki bentuk yang hampir sama dengan jenis pertama, namun hanya memiliki empat tingkat. Biasanya digunakan oleh keluarga yang terdiri dari beberapa orang saja. Rumah adat Mbaru Niang yang memiliki tiga tingkat. Jenis ini paling sedikit dan biasanya digunakan oleh keluarga yang hanya terdiri dari satu atau dua orang. Bentuknya lebih kecil dan lebih sederhana dibandingkan dengan jenis yang lain. Setelah mengetahui jenis-jenis rumah adat Mbaru Niang, tentunya Anda semakin tertarik untuk mengunjunginya. Selain itu, ada juga Keuntungan dan Manfaat yang bisa didapatkan dari rumah adat Mbaru Niang. Apa sajakah itu? Simak penjelasannya di bawah ini. Keuntungan dan Manfaat Mengunjungi Rumah Adat Mbaru Niang Mengunjungi rumah adat Mbaru Niang ternyata memiliki banyak keuntungan dan manfaat yang tidak bisa Anda lewatkan. Berikut ini adalah beberapa di antaranya Dapat mengenal lebih dekat kebudayaan dan adat istiadat masyarakat Sumba. Dapat menikmati keindahan alam sekitar yang sangat menakjubkan. Dapat belajar tentang teknik bangunan tradisional yang sangat unik dan menarik. Dapat merasakan suasana yang tenang dan damai di desa-desa sekitar rumah adat Mbaru Niang. Dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang kekayaan Indonesia. Dengan berbagai keuntungan dan manfaat tersebut, mengunjungi rumah adat Mbaru Niang pastinya akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Selain itu, ada beberapa kesimpulan yang bisa kita ambil dari bahasan ini. Apa sajakah itu? Simak penjelasannya di bawah ini. Kesimpulan Rumah adat Mbaru Niang merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat menarik di Indonesia. Rumah adat ini memiliki keunikan, jenis-jenis, keuntungan, dan manfaat yang sangat menarik untuk diketahui dan dipelajari. Keunikan rumah adat Mbaru Niang terletak pada bentuk atap yang unik, bahan bangunan yang digunakan yang sangat alami, dan interior yang sederhana namun elegan. Jenis-jenis rumah adat Mbaru Niang terdiri dari lima tingkat, empat tingkat, dan tiga tingkat. Ada beberapa keuntungan dan manfaat yang bisa didapatkan dari mengunjungi rumah adat Mbaru Niang, seperti mengenal kebudayaan masyarakat setempat, menikmati keindahan alam sekitar, dan belajar tentang teknik bangunan tradisional. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk mengunjungi rumah adat Mbaru Niang dan merasakan suasana yang tenang dan damai di desa-desa sekitarnya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mengenal lebih dekat tentang kebudayaan Indonesia. Sebutkan Keunikan Dari Rumah Adat Mbaru Niang – Berbagai Rumah √ Kebudayaan Nusa Tenggara Timur Rumah, Pakaian, Tarian [Lengkap] Gambar Rumah Adat Wae Rebo – Pulp Keunikan Rumah Adat Mbaru Niang Di Nusa Tenggara Timur Kumeok Memeh Sebutkan Keunikan Dari Rumah Adat Mbaru Niang – Sebutkan Itu Indonesia Promotes Mbaru Niang At Madrid International Exhibition Rumah Mbaru Niang, Rumah Adat Di Kampung Wae Rebo NTT Halaman All Rumah Adat Mbaru Niang Adalah Rumah Adat Suku Bangsa – Rumah Belajar
Berikutjenis-jenis Rumah Gadang: 5+ Nama Rumah Adat Sulawesi Selatan : Gambar dan Penjelasan. 1. Rumah Gadang Jenis Gajah Maharam. Rumah Gadang Jenis Maharam adalah rumah adat Padang yang terbilang mewah. Keseluruhan bangunan terbuat dari kayu juar, kayu surian dan kayu ruyung (pohon kelapa) dengan atap dari seng.
Nusa Tenggara Timur NTT dengan ibu kota Kupang sebenarnya memiliki berbagai rumah adat yang unik dan khas. Namun, selama ini hanya rumah adat NTT bernama Mbaru Niang di kawasan Wae Rebo yang terekspos menjadi tujuan wisata selain Labuan Bajo. Padahal, selain Mbaru Niang masih ada banyak rumah adat lain yang ditinggali oleh suku berbeda di seluruh provinsi kepulauan ini. Apa saja jenis rumah adat tersebut dan bagaimana penjelasan detailnya? Berikut ini adalah ulasan mengenai apa nama berbagai rumah adat yang ada dan dilengkapi dengan gambar. Rumah Adat NTT dan Penjelasannya Jenis Rumah Adat NTT dan Keunikannya A. Rumah Adat Mbaru NiangFungsi Rumah AdatFilosofi, Ciri Khas dan Keunikan KonstruksiKonfigurasi Rumah dan Penjelasan B. Rumah Adat MusalakiFilosofi dan Fungsi Rumah AdatCiri Khas dan KeunikanKonfigurasi Ruang dan Penjelasannya C. Rumah Adat Sao Ata Mosa LakitanaD. Rumah Adat Sao Ngada Rumah Adat NTT dan Penjelasannya NTT adalah provinsi berbentuk kepulauan yang dihuni oleh beragam suku bangsa, antara lain suku Manggarai, Ende Lio, Atoni, Alor dan Rote. Masing-masing suku ini memiliki adat dan keunikannya yang berbeda, sehingga memunculkan berbagai rumah adat di NTT. Rumah tradisional yang bertransformasi menjadi rumah adat di NTT ini antara lain rumah Mbaru Niang, Musalaki, Sao Ngada serta Sao Ata Mosa Lakitana. Dalam bahasa NTT, Sao memiliki arti rumah adat. Oleh karenanya kebanyakan rumah adat diawali dengan nama Sao dan diberi imbuhan sesuai dengan karakter suku masing-masing. Beberapa nama rumah adat juga dipakai sebagai nama kolektif yang berdampingan dengan nama particular nama aslinya. Karena perkembangan budaya modern, penggunaan rumah adat ini semakin bergeser dan ditinggalkan. Salah satu contoh upaya preventif mencegah hilangnya rumah adat, maka sekelompok arsitek melakukan gerakan rumah asuh yang dimulai pada tahun 2008. Salah satu program yang berhasil adalah revitalisasi rumah Mbaru Niang di kampung Wae Rebo. Kawasan ini sekarang menjadi salah satu destinasi wisata utama di wilayah NTT bagi para traveler dan foto hunter. Jenis Rumah Adat NTT dan Keunikannya A. Rumah Adat Mbaru Niang Rumah adat Manggarai disebut dengan nama rumah Mbaru Niang, mengacu pada bentuknya yang kerucut dengan alas bundar. Mbaru Niang merupakan salah satu rumah adat yang sangat eksotis karena terisolir di atas pegunungan. Mbaru Niang dihuni oleh warga kampung Wae Rebo di Pulau Flores. Kampung ini dikelilingi hutan tropis Manggarai Barat yang lebat dan tepat berbatasan dengan Taman Nasional Komodo. Mbaru Niang di Wae Rebo didirikan sebanyak tujuh buah sebagai simbol penghormatan masyarakat terhadap tujuh gunung yang mengelilingi dan melindungi area kampung. Compang. Sumber Rumah Mbaru Niang dibangun di atas tanah datar dan disusun mengelilingi panggung batu bernama Compang, sebagai pusat dari ketujuh di sekelilingnya. Compang dilengkapi dengan menhir batu yang ditancapkan, dan area ini memiliki fungsi sebagai area pemujaan terhadap Tuhan dan roh leluhur. Susunan rumahnya dibuat dengan arah hadap selatan membentuk setengah lingkaran. Komposisi ini bertujuan agar setiap rumah Mbaru Niang tidak saling membelakangi. Mbaru Niang yang diposisikan di tengah-tengah bernama Mbaru Gendang, dan berfungsi sebagai museum penyimpanan gendang dan barang pusaka lainnya milik warga Wae Rebo. Rumah lainnya yang berjumlah enam di sayap kiri dan kanan Mbaru Gendang disebut Niang Gena rumah tempat tinggal. Nama-nama Niang Gena tersebut adalah 1 Niang Gena Mandok, 2 Niang Gena Jekong, 3 Niang Gena Ndorom, 4 Niang Gena Pirung, 5 Niang Gena Jintam, serta 6 Niang Gena Maro. Eksistensi Mbaru Niang yang berhasil dipertahankan di Wae Rebo memperoleh penghargaan UNESCO Asia-Pasifik sebagai daerah konservasi warisan budaya pada tahun 2012. Fungsi Rumah Adat Mbaru Niang tidak hanya difungsikan untuk rumah hunian, tetapi lebih luas berperan sebagai pusat kegiatan masyarakat Wae Rebo. Setiap Mbaru Niang biasa digunakan 6 sampai 8 keluarga dengan pembagian masing-masing ruang. Filosofi, Ciri Khas dan Keunikan Konstruksi Mbaru Mbaru Niang sebagai rumah tradisional yang diwariskan oleh leluhur secara turun temurun, memiliki berbagai filosofi di setiap elemen di dalamnya. Rumah Mbaru Niang melambangkan seorang ibu dengan menarik intisari sifat melindungi, mengayomi dan memberikan rasa aman. Persambungan di masing-masing konstruksi bangunannya dianggap sebagai visualisasi pernikahan sepasang suami istri dalam membangun keluarga. Keunikan rumah Mbaru Niang berada di bentuk atapnya. Atap rumah Mbaru Niang terbuat dari daun lontar yang dikombinasikan dengan ijuk. Atap tersebut berbentuk kerucut dan dipasang menjulur hingga mencapai tanah. Bentuk kerucut dianggap sebagai representasi perlindungan dan persatuan. Lantai rumah Mbaru Niang disusun dengan bentuk lingkaran menyimbolkan keadilan dan keharmonisan masyarakat. Di dalamnya terdapat lantai bersusun lima dan masing-masingnya diisi dengan ruangan yang memiliki fungsi beragam. Konfigurasi Rumah dan Penjelasan a Pondasi Rumah Mbaru Niang bertipologi rumah panggung. Sehingga di bawah lantai dasarnya terdapat kolong rumah ngaung dengan tinggi kurang lebih satu meter yang biasa dipakai masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti menenun dan dan kendang hewan untuk memelihara ternak. Pondasi rumah Mbaru Niang terbuat dari batang kayu yang dipancang ke dalam tanah dengan kedalam kurang lebih dua meter. Kayu tersebut dibungkus menggunakan ijuk berlapis plastik dengan tujuan supaya kayu tidak bersentuhan dengan tanah dan menjadi busuk. b Tiang Mbaru Niang disangga oleh dua jenis tiang, yaitu hiri mehe tiang utama dan hiri ngaung tiang pendukung. Jumlah hiri mehe pada Mbaru Niang berjumlah 9 buah dan difungsikan sebagai penyangga utama konstruksi bangunan. Jumlah ini sebagai simbol perjuangan ibu yang mengandung selama 9 bulan. Salah satu dari hiri mehe di rumah Mbaru Niang menggunakan kayu dari pohon utuh dengan tinggi sekitar 15 meter. Hiri mehe dipasang di atas umpak bantalan tiang yang terbuat dari batu besar. Sedangkan hiri ngaung lebih digunakan sebagai penopang lantai dasar dan jumlahnya mencapai 42 tiang. c Atap Atap ijuknya dikenal dengan nama wehang dan dirangkai menggunakan ikatan rotan menjadi rangkaian sepanjang 9 meter. Pada proses pemasangannya dimulai dari bawah ke atas dengan pola tumpukan 21. Artinya dua lapis atap pada bagian bawah akan diikuti dengan satu lapis, kemudian disusul dua lapis lembaran ijuk lagi dan seterusnya hingga mencapai puncak. Kerangka atap dibentuk oleh susunan rangka dari bambu utuh yang disebut buku. Terdapat dua jenis buku dalam konstruksi atap Mbaru Niang, yaitu buku utama dan buku biasa. Jumlah buku utama ada delapan dan pangkalnya dipasang pada setiap penjuru mata angin utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, barat laut kemudian ujungnya disatukan di puncak. Sedangkan buku biasa bertugas untuk mendukung buku utama, sehingga jumlahnya bervariasi tergantung besarnya atap. d Lantai Lantai rumah Mbaru Niang terdiri dari lima susun, dengan setiap tepi lantainya dibatasi dengan jalinan kayu kenti. Masing-masing lantai di rumah Mbaru Niang memiliki fungsi dan penjelasannya sebagai berikut. 1. Lantai Pertama Tenda Tenda memiliki diameter paling besar yaitu sekitar 11 meter. Lantai pertama disekat menjadi dua ruang, yaitu lutur ruang publik untuk menerima tamu dan molang di sebelah belakang ruang tamu, berfungsi sebagai ruang tinggal. Molang difungsikan sebagai kamar tidur loang yang biasanya berjumlah 6 – 8 tergantung jumlah keluarga, serta dapur hapo dengan jumlah tungku sama seperti jumlah loang. Hal ini karena setiap keluarga yang tinggal di Mbaru Niang memiliki harus memiliki tungku masing-masing. 2. Lantai Kedua Loteng Lobo Mehe Loteng Lobo Mahe berdiameter lebih kecil dari tenda yakni 9 meter. Lantai ini lebih berfungsi sebagai area penyimpanan yang dibagi dalam dua lobo masing-masing untuk menyimpan bahan makanan serta mengawetkan daging dan kayu. Uniknya, di bagian lobo ini salah satu tiang sebesar kepala manusia ditempatkan dengan posisi menggantung sehingga sering dijadikan simbol kelahiran di rumah Mbaru Niang. 3. Lantai Ketiga Lobo Lentar Labo Lentar disusun dengan diameter lantai kurang lebih 6 meter. Fungsi lantai ini untuk menyimpan berbagai jenis benih untuk di tanam di ladang. 4. Lantai Keempat Lemparae Lemparae digunakan untuk ruang penyimpanan stok bahan pangan sebagai bentuk antisipasi masyarakat terhadap kemarau panjang ataupun jika terjadi gagal panen. 5. Lantai Kelima Hekang Kode Hekang Kode ini merupakan lantai di tingkatan paling tinggi dengan diameter hanya sekitar 1,8 meter. Hekang Kode dipakai sebagai ruang penyimpanan pelengkap upacara adat seperti langkar mirip besek anyaman bambu yang dipakai sebagai tempat sesaji. B. Rumah Adat Musalaki Rumah adat Musalaki merupakan salah satu rumah tradisional suku Ende Lio yang berkembang di NTT, tepatnya di Desa Wolotolo, Kabupaten Ende. Nama Musalaki diambil dari kata mosa yang bermakna ketua, dan laki yang berarti adat. Hal ini merujuk pada peruntukan rumah Musalaki sebagai rumah tradisional yang ditinggali oleh para ketua adat kepala suku. Filosofi dan Fungsi Rumah Adat Sketsa Analisa, 2012 Rumah adat Musalaki di Desa Wolotolo lebih sering dikenal dengan nama Sao Ria, yang diartikan sebagai rumah besar yang diperuntukkan oleh empat Mosa Laki Kepala suku. Selain tempat tinggal, Sao Ria memiliki fungsi religi sebagai lokasi pelaksanaan upacara adat seperti kelahiran, kematian, pernikahan, dan upacara yang mendukung kegiatan pertanian. Sao Ria menjadi simbol kesatuan dan kebesaran masyarakat adat Ende Lio. Disini rumah dianggap sebagai representasi seorang perempuan karena menjadi pusat kelahiran generasi baru. Sedangkan, laki-laki disimbolkan pada Tubu Musu yang berada di tengah lapangan yang dikelilingi perkampungan. Selain Sao Ria, komposisi perkampungan Desa Wolotolo juga dilengkapi dengan Sao Keda, yang berfungsi sebagai balai adat untuk pelaksanaan musyawarah. Sao keda ini merupakan lambang kesakralan bagi suku Ende Lio sebab dianggap sebagai awal mula munculnya pemukiman penduduk dengan model rumah yang sama. Elemen tambahan lain yang melengkapi pemukiman suku Ende Lio antara lain, Kanga yaitu area pemujaan Dua Ngae Tuhan berlokasi di depan Sao Keda, Tubu musu tugu batu, Kebo Ria Lumbung beras serta Rate Makam. Ciri Khas dan Keunikan Rumah Musalaki atau Sao Ria memiliki ciri bangunan yang lebih tinggi dan besar dibandingkan rumah penduduk biasa. Rumah ini menggunakan tipologi rumah panggung dan tidak memiliki jendela. Dinding pada rumah Musalaki tidak terlihat karena susunan atapnya yang menjuntai hingga bawah. Atap rumah Musalaki namanya ubu bewa dengan ciri memiliki tinggi mencapai 9 meter terhitung dari tiang sampai puncak atap atau saka ubu. Tiang keliling lake kaka berukuran lebih pendek daripada tiang utama lake one sao. Keunikan lainnya adalah rumah adat ini hanya memiliki tiga buah anak tangga sebagai penghubung ke dalam rumah. Arsitektur Rumah dan Keterangannya Pola perumahan diatur mengelilingi Sao Keda dan Kanga. Konstruksi pendukung rumah dijelaskan sebagai berikut Lake Lewu Tiang Kolom terbuat dari batu lonjong dan kayu, dengan jumlah menyesuaikan besar kecilnya rumah. Tangi Tangga dibedakan menjadi tangga utama di bagian samping rumah dan tangi lulu ire mbasa di bagian belakang rumah bercirikan hanya memiliki anak tangga berjumlah tiga. Padha tenda berada di samping kiri dan kanan tangga utama, serta difungsikan sebagai balai tempat bersantai. Bengu Sesu penghubung menghubungkan tangga utama dengan pintu rumah yang berada diantara tenda singi lau tenda kiri dengan tenda singi gheta tenda kanan. Isi Khubi kayu palang merupakan kerangka rumah berbentuk persegi panjang yang sekaligus membagi ruangan di dalam rumah adat. Leke raja tiang atap berjumlah 2-4 tiang dan berposisi di tengah rumah untuk menopang atap. Wisu tiang sudut dan Hai dari tiang pendukung merupakan tiang rangka yang membentuk atap. Ate Ubu atap rumah berbahan ijuk nao dan alang-alang ki. Kebi dan seemo dinding rumah terbuat dari papan kayu. Pere, Pene dan Pete pintu terdiri dari dua daun pintu yang dipenuhi ukiran khas suku Ende Lio. Konfigurasi Ruang dan Penjelasannya 1. Bera Waja dapur Berbeda dengan susunan rumah adat lain, rumah Musalaki memiliki dua dapur yaitu dapur utama dan dapur umum. Dapur utama dalam rumah Musalaki justru berada di bagian depan, dekat dengan pintu utama, dan berfungsi untuk memasak sesaji pa’a loka upacara adat. Sedangkan dapur umum yang digunakan keluarga, berada di sekeliling koja ndawa. Masyarakat suku Ende masih berpegang teguh pada filosofi satu keluarga satu tungku, sehingga di dalam dapur utama jumlah tungkunya sesuai dengan jumlah kepala keluarga yang tinggal. 2. Koja Ndawa ruang utama Koja Ndawa berada di susunan paling depan setelah pintu masuk. Ruangannya tidak dilengkapi plafon karena bagian atas digunakan untuk menggantung Ola Teo sebagai perlengkapan upacara adat. Ruangan ini berfungsi untuk menerima tamu dan kegiatan sosial kemasyarakatan lain seperti musyawarah 3. Soja kamar tidur Soja adalah kamar-kamar tidur yang langit-langitnya dilengkapi dengan plafon. Letaknya berada di sayap kiri dan kanan dengan posisi sejajar rumah. Jumlah Soja bergantung pada banyaknya keluarga yang tinggal dalam satu rumah Musalaki. C. Rumah Adat Sao Ata Mosa Lakitana Rumah adat Sao Ata Mosa Lakitana adalah nama kolektif untuk beberapa rumah adat dari NTT. Secara umum rumah jenis ini memiliki dua jenis konstruksi, yaitu Amu Kelaga rumah panggung dan Amu Laburai rumah berdinding tanah. Karena merupakan nama kolektif, Sao Ata Mosa Lakitana memiliki atap rumah yang beragam sebagai identitas masing-masing suku pendukungnya. 1. Bentuk atap Joglo Bentuk atap ini diterapkan pada rumah adat ini sebagai ciri khas bahwa rumah Sao Ata Mosa Lakitana tersebut berasal dari suku Sumba. Keunikan dari rumah adat suku Sumba ini adalah memiliki pintu khusus yang dibedakan untuk laki-laki dan perempuan. Pintu perempuan mempunyai akses ke dapur sebagai pusat kegiatan ibu rumah tangga. Sedangkan pintu laki-laki berada di rumah depan sekaligus sebagai pintu utama. 2. Bentuk atap perahu terbalik Bentuk atap ini merupakan karakteristik rumah yang dimiliki oleh suku Rote. Keunikannya terletak pada susunan rumah yang dibuat menjadi tiga lantai dengan fungsi berbeda. Lantai pertama digunakan sebagai ruang penyimpanan padi, lantai kedua difungsikan sebagai ruang tinggal untuk tidur, dan lantai ketiga digunakan untuk penyimpanan rempah-rempah dan hasil bumi lainnya. 3. Bentuk atap kerucut bulat Bentuk atap kerucut bulat merupakan rumah Sao Ata Mosa Lakitana yang biasanya menunjukkan kepemilikan dari suku Timor. Rumah dari suku Timor di pulau Timor ini juga dikenal dengan nama rumah bulat atau Ume Khubu. Konstruksi rumahnya berbentuk bulat, menyerupai rumah Mbaru Niang. Pintu rumah bulat hanya sekitar satu meter dan mengharuskan menunduk ketika akan memasuki rumah. Rumah ini tidak dilengkapi dengan jendela dan sekat dalam rumah. Konstruksi ini dibuat untuk menyulitkan musuh untuk masuk, sehingga rumah bulat tidak hanya untuk tempat tinggal tetapi sekaligus sebagai benteng pertahanan. D. Rumah Adat Sao Ngada Rumah adat Sao Ngada merupakan identitas suku Bajawa yang berada di Ngada, Pulau Flores. Terdapat dua jenis rumah adat yaitu Sao Saka Pu’u rumah induk sebagai lambang leluhur perempuan dan Sao Saka Lobo rumah mewakili leluhur laik-laki. Sao Saka Lobo umumnya mempunyai ukuran rumah yang lebih kecil daripada Sao Saka Pu’u. Rumah Sao Saka Pu’u. Sumber Kadafi, 2018 Rumah Sao Saka Lobo. Sumber Kadafi, 2018 Masih seperti rumah adat NTT lainnya, rumah adat ini bertipologi rumah panggung dengan atap terbuat dari perpaduan ijuk dan alang-alang. Dindingnya terbuat dari papan kayu dengan beberapa hiasan berupa ukiran. Keunikan dari rumah adat ini terletak daun pintunya yang didesain rendah sehingga harus merunduk ketika akan masuk. Selain itu, pola pemukimannya dibuat membentuk huruf U. Saat ini eksistensi rumah adatnya dapat dilihat di Kampung Bena, sebagai wisata budaya kampung tertua di Pulau Flores. Jadi semakin greget ya belajar mengenai warisan budaya di Indonesia. Nusa Tenggara Timur yang tergolong pulau kecil saja memiliki beragam budaya dengan kompleksitas setinggi ini. Benar-benar harus bangga menjadi orang Indonesia, ya! Sebutkan10 Rumah Adat. Indonesia tidak hanya memiliki wilayah yang luas saja, tetapi juga memiliki keberaneka ragaman suku, budaya, agama dan adat istiadat. Rumah adat di indonesia antara lain rumah adat balon dari sumatera utara, rumah adat gadang dari sumatera barat, rumah adat rakyat dari bengkulu, rumah adat badui dari banten dan 40+ lagi. Rumah Adat Nusa Tenggara Timur – Rumah adalah kebutuhan penting bagi manusia yang harus terpenuhi, dimana selain sebagai pemberi rasa aman dari ancaman lingkungan, rumah juga dapat menjadi tempat multifungsi. Selain bentuk rumah yang dapat kita lihat secara umum pada pemukiman masyarakat, ada juga beberapa bentuk rumah unik yang masih digunakan oleh masyarakat sampai saat dengan keyakinan teguh tentang adat dan tradisi suku. Rumah tradisional juga merupakan suatu bentuk warisan budaya yang harus dilestarikan. Hal tersebutlah yang membuat kita harus selalu tertarik untuk mempelajari tentang kebudayaan bangsa kita. Sebagai salah satu provinsi yang terletak di bagian Tenggara Indonesia, NTT atau Nusa Tenggara Timur juga memiliki beberapa rumah adat yang memiliki fakta unik dan akan sangat sayang jika sampai punah. Beberapa diantaranya dipercaya memiliki kisah mistis tersendiri. Lantas, apa saja jenis rumah adat yang terdapat di Nusa Tenggara Timur beserta fakta menarik tentangnya? Simak pada ulasan berikut! Sebelum lanjut, barangkali kamu tertarik juga baca artikel Keunikan dan Fungsi Rumah Adat dari Provinsi NTB Rumah Adat Mbaru Niang Rumah adat Nusa Tenggara Timur yang pertama akan kita bahas yaitu rumah adat Mbaru Niang. Rumah adat ini dapat kalian temukan di desa Wae Rebo, Manggarai NTT dengan bentuk yang mengerucut dimana atap rumah terbuat dari daun lontar yang sudah kering. Mbaru Niang biasanya dibuat dengan 5 tingkat di dalamnya yang mana pada tingkat pertama lutur digunakan sebagai tempat tinggal oleh pemilik rumah. Tingkat 2 lobo digunakan sebagai tempat menyimpan bahan pangan sedangkan tingkat 3 lentar digunakan sebagai tempat menyimpan benih tanaman. Tingkat 4 lempa rae digunakan sebagai tempat menyimpan cadangan makanan setelah bahan pangan yang disimpan pada tingkat 2 rumah sudah habis, dan terakhir tingkat 5 hekang kode yang biasanya digunakan sebagai tempat sesajian. Rumah Adat Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara Rumah adat ini juga memiliki bentuk yang mengerucut dan uniknya rumah ini terbuat dari ilalang. Tidak seperti rumah adat Mbaru Niang yang memiliki 5 tingkat dengan fungsi yang berbeda, rumah adat Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara ini justru memiliki 3 jenis yang disesuaikan dengan penggunaannya. Penggunaan pertama sebagai rumah baku, digunakan untuk menyimpan tulang-belulang leluhur. Penggunaan yang kedua dan ketiga sebagai rumah tinggal yang digunakan sebagai tempat tinggal serta wadah lumbung padi. Yang membedakan diantara ketiganya adalah adanya kepala kerbau yang terletak di depan rumah adat Tenda Bewa Moni Koanara. Rumah Adat Musalaki Rumah adat ini terbuat dari kayu, batu, hingga daun-daun kering yang walaupun demikian bangunan ini memiliki struktur bangunan yang kokoh. Rumah adat Musalaki biasanya digunakan sebagai tempat tinggal kepala suku Lio salah satu suku asli NTT atau dapat juga digunakan sebagai tempat melaksanakan acara ritual adat maupun tempat musyawarah masyarakat setempat. Bangunan pada rumah adat ini terdiri dari 3 bagian yaitu Kuwu Lewa Pondasi, Maga Lantai, dan Atap. Kuwu Lewa Pondasi merupakan bagian rumah yang terbuat dari batu lonceng yang diletakan secara berdiri sebagai pondasi utama dan berfungsi untuk mencegah kemungkinan roboh akibat gempa, Kuwu Lewa juga merupakan sebuah pondasi yang terbuat dari kayu dan berguna sebagai tumpuan lantai serta menyokong atap rumah. Selanjutnya adalah Maga Lantai yang berbentuk seperti lantai gantung seperti pada rumah panggung, dibuat dengan tujuan untuk menjaga rumah dari kelembaban. Lantai pada rumah adat ini dibedakan menjadi 2 jenis yaitu lantai Teo lantai teras yang berada pada bagian luar dan lantai Ndawa ruang dalam yang berada di bagian dalam. Ke-2nya memiliki perbedaan dimana lantai teras dibuat lebih tinggi jika dibandingkan dengan lantai dalam. Bagian terakhir dari rumah ini yaitu atap rumah, dimana atap terbuat dari jerami yang bertumpu pada rangka saka ibu, leka raja dan kayu palang. Uniknya, rangka pada rumah adat ini memiliki bentuk menjulang yang sangat tinggi. Tidak hanya sebagai tempat tinggal dan tempat menyimpan bahan pangan, rumah adat di NTT juga merupakan tempat berinteraksi antar komunitas masyarakat setempat. Tak hanya itu saja, rumah disana juga sebagai tempat berkumpulnya nilai religi, norma, estetika, serta budaya yang dapat mencerminkan perilaku arif masyarakat setempat.
Berbedadengan pemukiman pada umumnya, warga yang tinggal di kampung Wae Rabo ini memiliki bentuk rumah adat yang cukup unik, yakni menyerupai kerucut yang dinamai Mbaru Niang. Meskipun begitu, rumah adat yang dibangun berbentuk kerucut ini terdiri dari 5 lantai dengan banyak ruangan, yang masing-masingnya digunakan sebagai ruang berkumpul
Rumah Adat NTT, Mbaru Niang. Indonesia memiliki jumlah suku yang banyak. Tak heran jika terdapat rumah adat yang beragam. Misalnya saja rumah adat dari NTT yang bernama mbaru Niang. Mbaru Niang merupakan rumah adat NTT yang hanya ada di Wae Rebo. Ini merupakan kawasan kampung adat yang berada di pegunungan wilayah Manggarai. Banyak keunikan dari rumah ini yang bisa membuatmu terkagum-kagum. Seperti berikut ini Berbentuk LimasAtap Daun LontarBangunan Tanpa PakuLantai Tidak Menyentuh TanahRumah KomunalPunya 5 LantaiJumlah Selalu Tetap Berbentuk Limas Hal yang paling mencolok mata ketika melihat rumah adat NTT Mbaru Niang adalah bentuknya yang menyerupai kerucut. Namun, jika kamu benar-benar memperhatikan, bentuk keseluruhan dari rumah ini nyatanya adalah limas, di mana selimutnya berbentuk kerucut, sedangkan alasnya berbentuk lingkaran. Bentuk ini pun punya filosofi tersendiri, dalam budaya Wae Rebo, bentuk kerucut menjadi simbol perlindungan dan persatuan rakyat. Sementara itu, bentuk lingkaran pada lantai rumah adat NTT ini melambangkan harmonisasi dan keadilan dalam keluarga maupun warga. Atap Daun Lontar Tentunya atap Mbaru Niang bukanlah terbuat dari genteng keramik, seng, ataupun tanah liat. Atap rumah adat NTT ini juga bukan menggunakan ijuk, walaupun kamu akan melihat keseluruhan rumah seperti ditutupi ijuk sampai menyentuh tanah. Atap dari rumah adat NTT ini justru terbuat dari daun lontar. Bangunan Tanpa Paku Hal unik lainnya, kamu tidak akan menemukan paku dalam bangunan rumah adat NTT yang satu ini. Sebagai gantinya, pengait antar bagian dalam rumah Mbaru Niang biasa memakai tali rotan. Jangan ragukan kekuatannya. Nyatanya, rumah adat NTT ini mampu bertahan di area pegunungan yang cenderung berangin. Lantai Tidak Menyentuh Tanah Sepintas kamu tidak akan menyangka kalau Mbaru Niang merupakan rumah panggung. Ini karena ijuk yang menjadi dinding selimut bangunan menjulur hingga tanah. Namun, kenyataannya rumah adat NTT ini mempunyai kolong rumah yang tingginya sampai satu meter. Model rumah panggung ini sendiri berdasarkan aturan leluhur masyarakat Wae Rebo yang menyatakan bahwa lantai rumah tidak boleh menyentuh tanah. Rumah Komunal Umumnya satu rumah hanya ditinggali oleh satu keluarga. Namun hal itu tidak terjadi pada rumah adat NTT yang ada di kawasan Wae Rebo. Tiap rumah Mbaru Niang yang ada dalam kawasan ini biasanya ditempati oleh 6—8 keluarga. Punya 5 Lantai Mbaru Niang merupakan rumah adat NTT yang memiliki tinggi sampai 15 meter. Bukan tanpa alasan, melainkan karena Mbaru Niang ternyata memiliki lima lantai, lho! Apakah kamu pernah menyangkanya? Setiap lantai punya fungsi yang berbeda. Lantai pertama merupakan tempat berkumpul dengan diameter 11 meter. Tingkatan kedua dari rumah adat NTT ini adalah area loteng untuk menyimpan bahan makanan dan barang keperluan sehari-hari. Lantai ketiga dijadikan ruangan penyimpanan benih-benih tanaman pangan. Lalu, lantai keempat digunakan untuk menyimpan stok makanan jika suatu saat terjadi kekeringan akibat musim kemarau atau gagal panen. Barulah pada lantai lima dijadikan sebagai ruangan untuk menaruh sesajian. Jumlah Selalu Tetap Rumah adat NTT yang ada di Wae Rebo ini jumlahnya selalu tetap dari sejak sebelum abad ke-18. Jumlah rumah Mbaru Niang di Wae Rebo selalu ada tujuh. Angka 7 melambangkan arti penghormatan pada tujuh arah gunung yang ada di sana yang diyakini menjadi pelindung kampung adat tersebut. Jangan lupa cek artikel lainnya di sakti desain. Jika kamu ada pertanyaan dan ingin mengetahui tentang sakti desain, kamu bisa klik banner di bawah ini atau klik icon whatsapp di samping kanan Layar. Cek juga channel youtube kami Sakti Desain Konsultan. Tags wonosobo, banjarnegara, temanggung, magelang, yogyakarta, kontraktor interior, kontraktor interior design, interior kontraktor, jasa kontraktor rumah, jasa kontraktor bangunan, jasa kontraktor apartemen, jasa kontraktor gudang, jasa kontraktor hotel, jasa kontraktor terbaik di indonesia, jasa kontraktor kantor, jasa kontraktor lantai, jasa kontraktor lokal, jasa kontraktor rumah 2 lantai, jasa kontraktor per meter, jasa kontraktor renovasi rumah, jasa kontraktor rumah murah, jasa kontraktor taman, jasa kontraktor rumah terbaik, jasa arsitek rumah, jasa arsitek, jasa arsitek murah, jasa arsitek rumah mewah, jasa arsitek rumah minimalis, jasa arsitek desain rumah, jasa arsitek rumah murah, jasa arsitek renovasi rumah, jasa arsitek online, jasa arsitek rumah klasik, jasa arsitek dan desain interior, jasa arsitek profesional, jasa arsitek rumah online, jasa desain rumah, harga jasa desain rumah, jasa desain rumah online, harga jasa desain rumah 3d, jasa desain rumah minimalis, jasa desain rumah minimalis sederhana, jasa desain rumah mewah, jasa desain rumah murah, jasa desain rumah minimalis 1 lantai, jasa desain rumah kita, jasa desain rumah kost, jasa desain rumah dan rab, harga jasa desain rumah per meter, jasa desain rumah minimalis 2 lantai, jasa desain rumah 3d, jasa desain rumah per m2, jasa desain rumah online murah, jasa desain rumah elegan, jasa desain rumah minimalis modern 2 lantai, jasa desain rumah 2 lantai, jasa desain rumah tinggal, jasa desain rumah minimalis murah, jasa desain rumah klasik, jasa desain rumah modern, jasa desain rumah kecil, kontraktor rumah, jasa kontraktor rumah, harga kontraktor rumah per meter, kontraktor rumah sakit, kontraktor rumah murah, rekomendasi kontraktor rumah, jasa arsitek dan kontraktor rumah, jasa kontraktor rumah murah
Itulahkeunikan rumah adat Mbaru Niang di kampung Wae Rebo, Gunung Pocoroko, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur - Indonesia. Rumah adat yang berdiameter 15 m dan memiliki 5 lantai ini memang sudah langka dan tinggal hanya beberapa unit saja. Rumah ini biasanya dihuni 6 sampai 8 keluarga.
Selain terdapat rumah adat yang unik dan eksotis, NTT atau Nusa Tenggara Timur juga terkenal akan keindahan pulaunya. Pulau yang terkenal di NTT diantaranya Flores, Sumba, Komodo, Timor, Alor, dan masih banyak dengan provinsi lain di Indonesia, Nusa Tenggara Timur memiliki keragaman dan keunikan budaya yang sangat melimpah bahkan telah dikenal di dunia ini dapat dilihat dari beberapa kebudayaannya seperti upacara adat, rumah adat, senjata tradisional, dan tarian adat yang masih terjaga dengan baik hingga saat Rumah Adat NTTSebagai salah satu provinsi yang menyimpan banyak keindahan alam yang menawan, Nusa Tenggara Timur memiliki beberapa jenis rumah adat yang kaya dari segi bentuk maupun bawah ini adalah beberapa jenis rumah adat NTT lengkap dengan gambar dari masing-masing rumah adat, diantaranya1. Rumah Adat Mbaru NiangRumah adat Mbaru Niang adalah rumah adat yang berada di Kampung Adat Wae Rebo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT tepatnya di Gunung PocorokoMbaru Niang merupakan salah satu rumah adat NTT yang mendapat penghargaan dengan kategori konservasi warisan budaya dari UNESCO Asia-Pasifik tahun 2012 dan menjadi salah satu kandidat peraih Penghargaan Aga Khan untuk Arsitektur tahun adat ini berfungsi sebagai tempat tinggal bagi seluruh masyarakat di Desa Wae Rebo, jadi tidak khusus digunakan atau ditempati oleh ketua adat dari rumah adat Mbaru Niang berbentuk kerucut, diawali dari bagian ujung atapnya yang hampir sampai ke permukaan tanah sehingga bentuknya terlihat seperti sebuah dari rumah adat ini juga cukup besar karena ada lima tingkatan di dalamnya. Berikut fungsi dari masing-masing tingkatan rumah adat Mbaru NiangTingkat 1 Lutur Tingkatan ini adalah bagian utama dari rumah adat Mbaru Niang yang digunakan untuk melakukan aktivitas dan tempat tinggal yang di dalamnya terdiri dari kamar tidur seluruh anggota 2 Lobo Tingkatan kedua ini berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan makananTingkat 3 Lentar Lentar berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan benih 4 Lempa Rae Ruangan ini digunakan untuk menyimpan bahan atau cadangan 5 Hekang Kode Ruangan ini digunakan sebagai tempat sesajen bagi para Rumah Adat MusalakiRumah Musalaki merupakan rumah adat yang menjadi lambang dari provinsi Nusa Tenggara Timur. Melansir dari rumah Musalaki adalah rumah adat yang paling umum dan banyak dijumpai di Nusa Tenggara Musalaki mempunyai bentuk persegi empat dengan atap yang menjulang tinggi sebagai simbol kesatuan dengan sang atap tersebut diyakini menyerupai layar perahu sebagaimana cerita masyarakat setempat mengenai nenek moyang dari Suku Ende Lio yang terbiasa menggunakan berasal dari bahasa Ende Lio mosa=ketua atau kepala dan laki=adat atau suku. Fungsi utama dari rumah Musalaki adalah sebagai tempat tinggal para ketua suku atau kepala adat dari daerah Ende fungsi lain dari rumah adat ini yaitu sebagai tempat digelarnya upacara adat, ritual, musyawarah, dan berbagai macam kegiatan adat dari rumah adat Musalaki yaitu rumah ini hanya boleh dihuni oleh masyarakat setempat berjenis Rumah Adat Sao Ata Mosa LakitanaRumah Sao Ata Mosa Lakitana adalah rumah adat yang berasal dari Nusa Tenggara Timur. Rumah adat asli Timor ini mempunyai bentuk seperti bulat telur dan tanpa bagian dalam dari rumah adat ini terdapat sebuah tempat suci untuk arwah nenek moyang yang pada saat-saat tertentu selalu diberi arsitektur bangunan pada rumah ini dibedakan menjadi 3 bentuk berdasarkan model atapnya, yaitu atap joglo, atap kerucut bulat, dan atap perahu adat dengan atap berbentuk joglo berarti pemiliknya merupakan masyarakat Nusa Tenggara Timur bersuku adat dengan atap berbentuk kerucut bulat maka pemiliknya adalah suku adat dengan atap berbentuk perahu terbalik menandakan pemiliknya adalah suku Rumah Adat Sao Ria Tenda Bewa Moni KoanaraRumah adat Nusa Tenggara Timur yang terakhir adalah rumah adat Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara. Rumah adat ini mempunyai desain yang unik dan berbeda dari rumah adat NTT yang rumah adat ini terletak pada bahannya yang terbuat dari atap ilalang dengan bentuk kerucut yang mengguntai hampir menyentuh fungsinya ada tiga jenis rumah adat Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara, yaitu rumah baku, rumah tinggal, dan lumbung baku adalah rumah adat yang digunakan untuk menyimpan tulang belulang para leluhur. Setidaknya sudah ada 13 keturunan yang tulangnya disimpan di dalam rumah rumah yang ditempati sebagai tempat tinggal ditandai dengan adanya kepala kerbau yang terletak di bagian depan pintu rumah yang dijadikan sebagai tempat untuk menyimpan lumbung padi ditandai dengan bentuk atap yang hampir menyentuh penjelasan tentang rumah adat NTT beserta dengan keunikannya. Ada pertanyaan? Oh, iya jika ada rumah adat yang tidak kami sertakan pada daftar di atas, jangan sungkan sampaikan di kolom komentar atau boleh langsung hubungi kami di laman contact us ya.
Rumahadat jawa joglo contoh gambar mewarnai sumber : Yuk simak penjelasan lengkap, keunikan, hingga gambarnya di sini! 45 desain rumah joglo khas jawa tengah indonesia adalah negara yang . Yuk simak penjelasan lengkap, keunikan, hingga gambarnya di sini! Apa saja sih nama rumah adat jawa tengah? Vector illustration of a traditional house Rumah Adat Mbaru, ada yang pernah mendengarnya? Nah, mungkin kalian yang belum kenal wajib banget buat tahu karena rumah adat Mbaru niang ini merupakan rumah adat dari NTT yang bentuknya terkenal unik. Tidak lupa rumah adat ini juga sudah diakui sebagai warisan budaya oleh UNESCO Asia-Pacific. Rumah adat Mbaru niang ini adalah rumah adat dari Desa Wae Rebo yang berada di kawasan pegunungan Manggarai. Yuk kenalan lebih lanjut sama rumah adat Mbaru Niang Khas NTT! Atap Rumah dari Daun Lontar Iya, atap rumah adat Mbaru NTT ini bukan terbuat dari keramik, seng, atau genting pada umumnya. Atap rumah adat Mbaru ini terbuat dari Daun Lontar yang telah dikeringkan. Daun Lontar ini menutupi rumah hingga bisa menyentuh tanah. Keren dan unik banget pastinya! Atap Rumah berbentuk Limas Sumber Gambar Pasti kalau melihat rumah dari atas baru ke bawah. Nah, ini juga berlaku untuk rumah adat Mbaru. Kita pasti akan langsung terkagum karena bentuk atapnya yang menyerupai kerucut. Tapi yang paling mengejutkan kalau dilihat dari keseluruhan rumah ternyata bentuknya limas, yang selimutnya baru berbentuk kerucut dan alasnya lingkaran. Menurut adat dan kepercayaan Wae Rebo, bentuk kecurut ini memiliki filosofi yaitu sebagai simbol perlindungan dan persatuan rakyat. Bentuk lingkaran lantai rumah memiliki filosofi yang melambangkan keadilan dan juga harmonisasi dalam berkeluarga maupun jadi warga negara. Unik banget, kan! Dibangun Tanpa Menggunakan Paku Sumber Gambar Keunikan tidak hanya sampai disini saja, karena jika kamu melihat lebih teliti bangunan rumahnya. Kamu tidak akan menemukan paku satupun didalamnya. Untuk menggantinya, mereka menggunakan tali rotan sebagai pengait antar bagian pada rumah Mbaru Niang. Tapi untuk kekuatan, hmm jangan diragukan! Karena apa? Rumah ini malah mampu bertahan di pegunungan, padahal area pegunungan sendiri anginnya cukup kencang. Memiliki 5 Lantai Sumber Gambar Tribunnews Dengan ketinggian mencapai 15 meter, bukan tanpa suatu alasan karena rumah Mbaru Niang ini ternyata mempunya 5 lantai. 5 lantai ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pada lantai pertama memiliki fungsi untuk tempat berkumpulnya keluarga. Pada lantai dengan tingkatan kedua ini digunakan untuk menyimpan bahan-bahan makanan dan juga barang untuk keperluan dan tingkatan ini disebut dengan area loteng. Lantai ketiga untuk menyimpan benih-benih untuk tanaman yang akan ditanam. Kemudian tingkat keempat atau lantai empat ini digunakan untuk menyimpan stok makanan jika kalau terjadi sesuatu seperti kekeringan atau gagal panen. Dan yang terakhir lantai 5 untuk menaruh sesajian. Jumlahnya Selalu 7 Sumber Gambar Jumlah dari rumah Mbaru ini hanya boleh 7 tidak boleh lebih, hal itu berlangsung semenjak sebelum abad ke-18. Rumah ini akan selalu tetap 7 karena memiliki lambang yang berarti penghormatan pada tujuh arah gunung yang diyakini sebagai pelindung kampung adat tersebut. Lantainya Tidak Boleh Menyentuh Tanah Sumber Gambar Rumah ini memiliki aturan adat dari leluhur masyarakat Wae Rebo bahwa lantai rumahnya tidak boleh menyentuh lantai. Ijuk yang menjadi dinding selimut bangunan yang menjulur ke bawah nyatanya tidak menyentuh tanah karena rumah adat ini memiliki kolong rumah setinggi satu meter. Nah, itu tadi beberapa keunikan rumah adat Mbaru Niang dari desa Wae Rebo. Jadi penasaran kan buat berwisata ke rumah adat khas NTT ini!

Nah bisa jadi wawasan baru untuk Mama dan anak mama, berikut tentang 6 fakta unik rumah adat Joglo dari Pulau Jawa. Disimak yuk, agar tidak penasaran! 1. Mengenal rumah

RumahCom – Indonesia adalah sebuah negara yang dikenal dengan keanekaragaman budayanya. Setiap turis yang pergi mengunjungi Indonesia tentunya sangat senang untuk melihat berbagai perbedaan yang ada pada setiap masing-masing wilayah. Semua daerah yang ada di Indonesia memiliki keunikannya tersendiri dan membuatnya sangat cocok untuk menjadi destinasi wisata yang sangat menarik bagi siapa saja. Salah satu bentuk keanekaragaman lainnya yang ada di Indonesia adalah banyaknya terdapat rumah adat yang sesuai dengan wilayahnya sendiri. Setiap rumah adat yang ada di Indonesia memiliki bentuk dan desain yang berbeda-beda dan membuatnya menjadi sangat unik untuk di eksplor dan dipelajari dengan baik. Rumah adat yang terkenal salah satunya adalah rumah adat Nusa Tenggara Timur. Agar Anda bisa mempelajari tentang rumah adat secara mendetail maka pada artikel kali ini akan dibahas mengenai Serba Serbi Rumah Adat Musalaki NTT Sejarah Rumah Adat NTT Fungsi Rumah Adat NTT Tips Membangun Rumah Etnik NTT di Rumah Modern Jenis-jenis Rumah Adat NTT Rumah Adat Musalaki Rumah Adat Mbaru Niang Rumah Adat Sao Ria Tenda Bewa Moni Filosofi Rumah Adat NTT Keunikan yang Dimiliki Rumah Adat NTT 1. Serba Serbi Rumah Adat Musalaki NTT Nusa Tenggara Timur adalah salah satu provinsi yang berada di Indonesia yang terbagi menjadi beberapa pulau yang berbeda-beda. Karena banyaknya pulau itulah yang menjadikan provinsi Nusa Tengara Timur bisa mempunyai banyak perbedaan dan contohnya adalah suku hingga rumah adat. Beberapa suku yang dimiliki oleh Nusa Tenggara Timur adalah seperti suku Antoni, Belu, Lamaholot dan yang lainnya. Setiap suku yang berbeda tersebut memiliki desain dan bentuk rumah adatnya yang unik dan berbeda. Sama halnya juga dengan rumah adat Musalaki yang ada pada daerah Nusa Tenggara Timur. Dilansir dari Wikipedia, rumah adat Musalaki atau Rumah Musalaki adalah rumah tradisional yang bisa dijumpai pada provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Rumah Musalaki adalah sebuah lambang dari provinsi Nusa Tenggara Timur. Rumah adat Musalaki pada awalnya dipakai sebagai sebuah tempat tinggal bagi kepala suku dari beberapa suku yang ada di Nusa Tenggara Timur. Hingga saat ini, desain dari rumah adat Musalaki terus digunakan sebagai salah satu acuan desain utama bangunan pemerintahan seperti kantor Kelurahan, Kecamatan hingga Kabupaten pada provinsi Nusa Tenggara Timur. a. Sejarah Rumah Adat NTT Dalam sejarahnya, rumah adat Musalaki adalah rumah adat asli dari masyarakat suku Ende Lio. Nama rumah adat Musalaki tersebu berasal dari sebuah kata dalam bahasa tradisional Ende Lio yaitu Mosa yang dimaksud sebagai Ketua dan Laki yang memiliki arti adat. Apabila kata tersebut digabungkan maka akan menjadi “Ketua Adat” karena rumah Musalaki merupakan sebuah rumah yang menjadi tempat tinggal utama dari Kepala Suku dalam masyarakat suku Ende Lio. b. Fungsi Rumah Adat NTT Seperti yang sudah disebutkan di atas, fungsi utama dari rumah adat NTT adalah untuk menjadi tempat tinggal dari kepala suku, terutama suku Ende Lio. Tidak hanya itu saja, rumah adat ini juga berfungsi sebagai tempat untuk melakukan berbagai ritual seperti upacara adat, musyawarah dan kegiatan yang lainnya. 2. Tips Membangun Rumah Etnik NTT di Rumah Modern Merancang dan membangun sebuah tempat tinggal Anda sendiri adalah salah satu hal yang sangat menarik untuk dilakukan. Dengan merancang sendiri maka otomatis Anda bisa mengkreasikan desain dari rumah akan Anda bangun. Salah satu desain yang sangat menarik untuk diterapkan adalah menerapkan desain rumah etnik NTT pada rumah modern Anda. Rumah adat NTT sangatlah terkenal dengan dengan rumah yang memiliki model atap tinggi dan menjulang. Desain tersebut ternyata juga bisa diterapkan dalam hunian modern yang ada saat ini. Cek pilihan rumah terjangkau Rp300 jutaan berikut ini agar Anda bisa membangunnya lagi. 3. Jenis-Jenis Rumah Adat NTT Nusa Tenggara Timur adalah salah satu provinsi di Indonesia yang sangat indah dan menarik untuk dikunjungi. Salah satu bentuk keindahan yang bisa Anda lihat adalah dari terdapat beberapa jenis rumah adat berbeda yang bisa Anda temui di sana. Di bawah ini adalah beberapa jenis rumah adat NTT terdapat pada suku yang berbeda a. Rumah Adat Musalaki Rumah adat yang pertama dan paling umum bisa Anda temui adalah rumah adat Musalaki. Sesuai dengan yang sudah disebutikan di atas, rumah adat Musalaki merupakan salah satu rumah adat yang dijadikan sebagai lambang dari provinsi Nusa Tenggara Timur. Seperti yang dilansir dari Parawisata Indonesia, rumah adat musalaki mempunyai gaya arsitektur yang unik dan dibagi menjadi dua bagian utama yaitu struktur atas dan struktur bagian bawah. b. Rumah Adat Mbaru Niang Rumah adat Nusa Tenggara Timur yang selanjutnya adalah rumah adat Mbaru Niang. Rumah adat ini berasal dari desa yang berada di Nusa Tenggara Timur yaitu desa Wae Rebo. Rumah adat Mbaru Niang memiliki desainnya yang sangat unik dan berbeda dari rumah adat pada umumnya. Rumah adat ini. Rumah adat Mbaru Niang ini memiliki fungsi yang berbeda dari rumah adat Musalaki karena bisa ditinggali oleh masyarakat yang ada dan tidak dikhususkan untuk kepala suku saja. Rumah adat Mbaru Niang memiliki gaya arsitektur yang menarik karena dibangun membentuk layaknya sebuah kerucut dan membuatnya menjadi terlihat seperti sebuah tenda yang berukuran sangat besar. c. Rumah Adat Sao Ria Tenda Bewa Moni Rumah adat Nusa Tenggara Timur yang terakhir adalah rumah adat Sao Ria Tenda Bewa Moni. Rumah adat ini juga memiliki desain yang sangat unik dan berbeda dari rumah adat Nusa Tenggara Timur yang lainnya. Secara fungsi, rumah adat ini terbagi menjadi beberapa bagian. Ada yang memanfaatkan rumah adat ini sebagai hunian tempat tinggal dan ada juga beberapa masyarakat yang memanfaatknya sebagai tempat untuk menyimpan benda adat hingga tulang belulang para leluhur. Tips adat yang ada pada setiap daerah sebelum berkunjung agar Anda bisa menjadi lebih sopan ketika berkunjung. 4. Filosofi Rumah Adat NTT Hampir seluruh rumah adat yang ada di Indonesia memiliki filosofinya sendiri. Sebuah filosofi sangatlah penting untuk dimiliki agar bisa menjadi tujuan dari dibangunnya rumah adat tersebut. Rumah adat Nusa Tenggara Timur sendiri dibangun dengan mengikuti sebuah filosofi yaitu adanya keseimbangan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Selain itu juga rumah adat NTT juga memiliki makna sebagai tempat utama untuk mengumpulkan nilai-nilai religius, norma, estetika dan budaya. 5. Keunikan yang Dimiliki Rumah Adat NTT Setiap rumah adat tentunya memiliki keunikannya masing-masing. Setiap daerah mempunyai desain dan rancangan dari rumah adat yang berbeda dan menjadikannya tidak ada rumah adat dengan desain yang seratus persen sama. Di bawah ini adalah beberapa keunikan dari rumah adat NTT yang dilansir dari Genpi Atap dari rumah adat Mbaru Niang terbuat dari daun lontar dan memiliki ketinggian hingga 15 meter. Atap yang berbahan dasar dari daun lontar ini ditutupi dengan ijuk dan bentuk atapnya dibiarkan terus menjulur dari atap hingga menyentuh tanah. Rumah adat NTT juga memiliki model atap menyerupai sebuah kerucut atau limas istimewa dengan bidang miring. Secara filosofinya, bentuk kerucut tersebut adalah sebuah simbol perlindungan dan persatuan antar masyarakat. Keunikan yang selanjutnya adalah umumnya rumah adat NTT mempunyai 5 lantai berbeda dan memiliki fungsinya sendiri-sendiri. Pada tingkat pertana, terdapat ruang lutur yang akan difungsikan sebagai tempat tinggal. Pada tingkat kedua merupakan tempat penyimpanan barang dan bahan makanan. Pada tingkat ketiga, digunakan sebagai tempat untuk menyimpan benih tanaman. Pada tingkat yang keempat, terdapat ruangan untuk menyimpan stok pangan. Lalu pada tingkat kelima terdapat ruangan untuk memberikan sesajen pada leluhur. Bangunan dari rumah adat juga dibangun tanpa menggunakan paku sama sekali dan mengandalkan tali rotan sebagai alat pengikatnya. Mengikuti aturan dari leluhur, rumah adat juga akan dibangun dengan tidak menyentuh tanah dan harus memiliki kolong dengan tinggi minimal 1 meter. Rumah adat juga harus dibangun pada tanah yang datar dan tidak miring. Tanah yang tidak rata harus diratakan terlebih dahulu agar tidak ada kemiringan sama sekali pada lahan yang akan dibangun. Itulah penjelasan mengenai rumah adat NTT beserta sejarah dan fungsinya masing-masing. Saat ini, rumah-rumah adat tersebut sudah semakin ditinggali dan satu demi satu dijadikan sebagai cagar budaya. Anda bisa ikut berperan untuk menjaganya dengan melestarikan rumah adat yang ada dan tidak merusaknya. Anda tidak perlu panik ketika KPR Anda ditolak oleh Bank! Simak video berikut untuk mengetahui apa saja yang bisa menjadi penyebab utama KPR Anda ditolak. Hanya yang percaya Anda semua bisa punya rumah. Tanya Tanya ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami
vCB9B7n.
  • j07xp2u3rv.pages.dev/45
  • j07xp2u3rv.pages.dev/324
  • j07xp2u3rv.pages.dev/326
  • j07xp2u3rv.pages.dev/212
  • j07xp2u3rv.pages.dev/131
  • j07xp2u3rv.pages.dev/181
  • j07xp2u3rv.pages.dev/174
  • j07xp2u3rv.pages.dev/210
  • j07xp2u3rv.pages.dev/346
  • apa saja keunikan rumah adat mbaru niang